DESKRIPSI
“Di matanya kota Alexandria sore itu
tampak begitu memesona. Cahaya mataharinya yang kuning keemasan seolah-olah
menyepuh atap-atap rumah, gedung-gedung, menara-menara, dan kendaraan-kendaraan
yang lalu lalang di jalan. Semburat cahaya kuning yang terpantul dari riak
gelombang di pantai menciptakan suara aura kenangan dan kedamaian. Di atas
pasir yang putih, anak-anak masih asyik bermain kejar-kejaran. Ada juga yang
bermain rumah-rumahan dari pasir. Di tangan anak-anak itu pasir-pasir putih
tampak seumpama butiran-butiran emas yang lembut berkilauan diterpa sinar
matahari senja.
Di beberapa tempat, di sepanjang
pantai, sepasang muda mudi tampak bercengkerama mesra. Di antara mereka masih
ada yang membawa buku-buku tebal di tangan. Menandakan mereka baru saja dari
kampus dan belum sempat pulang ke rumah. Suasana senja di pantai rupanya lebih
menarik bagi mereka daripada suasana senja di rumah. Bercengkerama dengan
pujaan hati rupanya lebih mereka pilih daripada bercengkerama dengan keluarga;
ayah, ibu, adik dan kakak di rumah. Di mana-mana muda-mudi yang sedang jatuh
cinta sama. Senja menjadi waktu istimewa bagi mereka. Waktu untuk bertemu,
saling memandang, duduk berdampingan dan bercerita yang indah-indah. Saat itu
yang ada dalam hati dan pikiran mereka adalah pesona sang kekasih yang dicinta.
Tak terlintas sedikit pun bahwa senja yang indah yang mereka lalui itu akan
menjadi saksi sejarah bagi mereka kelak”.
a.
Kalimat tanya
·
Bagaimana suasana Kota Alexandria sore
itu?
·
Siapa yang berada di sepanjang pantai?
b.
Kalimat opini
·
Suasana senja di pantai rupanya lebih
menarik bagi mereka daripada suasana senja di rumah.
·
Bercengkerama dengan pujaan hati
rupanya lebih mereka pilih daripada bercengkerama dengan keluarga; ayah, ibu,
adik dan kakak di rumah.
c.
Kalimat fakta
·
Di atas pasir yang putih, anak-anak
masih asyik bermain kejar-kejaran. Ada juga yang bermain rumah-rumahan dari
pasir.
·
Di beberapa tempat, di sepanjang
pantai, sepasang muda mudi tampak bercengkerama mesra.
d.
Tema Umum
Keindahan
Pantai Alexandria
e.
Kalimat Utama
·
Paragraf satu
Di matanya kota Alexandria sore itu
tampak begitu memesona.
·
Paragraf dua
Di beberapa tempat, di sepanjang
pantai, sepasang muda mudi tampak bercengkerama mesra
f.
Tema Setiap Paragraf
·
Paragraf satu
Pantai Alexandria di sore hari
·
Paragraf dua
Suasana Pantai Alexandria
NARASI
Narasi satu
Pengalaman
Yang Mengesankan
Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi
lalu berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di sekolah
kulihat tasku untuk mengambil topi. Betapa terkejutnya aku, ternyata topiku
tidak ada di dalam tas. Karena hari itu hari senin (ada upacara bendera) aku
pulang ke rumah untuk mengambil topi. Selesai mengambil topi aku kembali lagi
ke sekolah dengan menaiki sepeda motor. Tiba-tiba di jalan motorku mogok,
setelah diperiksa ternyata bensinnya habis. Terpaksa kudorong motor untuk
mencari tempat penjualan bensin eceran. Untunglah tempat penjualan bensin itu
tidak jauh. Aku membeli satu liter bensin dan langsung tancap gas menuju ke
sekolah.
Setibanya di sekolah ternyata murid-murid sudah
berkumpul di lapangan. Upacara hampir saja dimulai. Aku pun tergesa-gesa
berlari menuju ke lapangan upacara. Ketika upacara dimulai kepala sekolah
langsung memberi pengarahan tentang tata tertib sekolah. Tiba-tiba datanglah
seorang guru untuk memeriksa kerapian murid-muridnya, dan sialnya rambutku
dinilai panjang oleh guru. Dengan leluasa serta tak kuasa ku menolak gunting
yang ada digengaman guru mencabik-cabik rambutku.
Dengan rambutku yang tak karuan, aku langsung masuk ke
kelas untuk mengikuti pelajaran. Rupaya pelajaran tersebut mempunyai pekerjaan
rumah (PR) dan aku lupa mengerjakan tugas tersebut lalu dihukum oleh guru untuk
membuat tugas itu sebanyak tiga kali.
Aku langsung mengerjakan tugas itu. Sebelum aku
mengerjakannya jam pelajaran pun habis lalu aku disuruh menulis beberapa kali
lipat lagi oleh guru. Ketika sedang mengerjakan tugas itu, teman-teman ribut di
kelas karena jam pelajarannya kosong. Dengan senangnya teman-teman pun bermain
di kelas sehingga aku pun merasa terganggu. Aku menegurnya supaya tidak ribut
lagi, ternyata mereka tidak senang dan tidak terima atas teguranku. Temanku
tadi langsung merobek tugas yang sedang kubuat. Aku merasa kesal dan tanpa
basa-basi lagi aku langsung menghajarnya sehingga terjadilah perkelahian.
Kemudian kami dipanggil wali kelas ke kantor untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Aku ceritakan masalah tersebut dan kami pun disuruh untuk
bermaaf-maafan. Setelah itu kami disuruh untuk melupakan masalah tersebut,
akhirnya lonceng pun berbunyi menandakan pulang sekolah. Kami pun langsung
pulang ke rumah. Setibanya di rumah aku merasa senang karena permasalahan
tersebut telah selesai. Aku bercerita tentang kejadian-kejadian yang aku alami
di sekolah tadi dengan orang tuaku. Orang tuaku pun menasehati agar selalu
mengerjakan tugas tersebut dan mentaati peraturan tata tertib yang ada di
sekolah.
a. Kalimat tanya
·
Apakah yang terjadi selama saltu hari itu?
·
Apa yang dilakukannya sehingga ia bisa dipanggil BK?
b. Kalimat Opini
·
Tiba-tiba datanglah seorang guru untuk memeriksa
kerapian murid-muridnya, dan sialnya rambutku dinilai panjang oleh guru.
c. Kalimat Fakta
·
Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi
lalu berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di sekolah
kulihat tasku untuk mengambil topi. Betapa terkejutnya aku, ternyata topiku tidak
ada di dalam tas.
·
Aku pun tergesa-gesa berlari menuju ke lapangan
upacara. Ketika upacara dimulai kepala sekolah langsung memberi pengarahan
tentang tata tertib sekolah.
d. Tema Umum
Pengalaman
e. Kalimat Utama
Setiap Paragraf
·
Paragraf satu
Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi
lalu berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor.
·
Paragraf dua
-
·
Paragraf tiga
-
·
Paragraf empat
Sebelum aku mengerjakannya jam pelajaran pun habis
lalu aku disuruh menulis beberapa kali lipat lagi oleh guru
f.
Tema Setiap Paragraf
·
-
Narasi dua
“Namun tak dapat dipungkiri, dari
lingkungan sosial semacam itu, aku telah belajar banyak sekali. Antara lain
belajar toleransi. Di Eropa untuk selainnya aku mendapat diriku terpojok di
sudut peradaban sebagai minoritas dan sungguh pahit keadaan ini. Sepanjang
hidup di tanah air demografiku adalah representasi mayoritas. Aku seorang
Islam, maka aku mayoritas. Keluargaku keluarga miskin. Karena itu aku juga
mayoritas. Aku mayoritas karena begitu banyak hal. Misalnya aku orang Indonesia
asli, berbadan pendek, hetero, sering ditipu politisi, menyenangi lagu dangdut,
berwajah orang kebanyakan. Dengan mentalitas semacam itulah aku dibesarkan.
Namun di Eropa aku terkejut melihat cara orang melihatku, dan yang paling
pertama mereka lihat adalah warna kulitku. Lalu mereka memandangiku.dan yang
mereka pandang adalah asal muasalku. Caraku berbicara, apa yang aku makan, apa
yang aku sembah, dan apa yang kuambil dari mereka. Seluruh pandangan padaku untuk
satu tujuan, menilaiku”.
a. Kalimat tanya
Dengan
mentalitas seperti apa dia dibesarkan?
b. Kalimat opini
·
Misalnya aku orang Indonesia asli,
berbadan pendek, hetero, sering ditipu politisi, menyenangi lagu dangdut,
berwajah orang kebanyakan.
c. Kalimat fakta
·
Namun tak dapat dipungkiri, dari
lingkungan sosial semacam itu, aku telah belajar banyak sekali.
·
Namun di Eropa aku terkejut melihat
cara orang melihatku, dan yang paling pertama mereka lihat adalah warna
kulitku.
d. Tema
umum
Sosial
e. Kalimat
utama setiap paragraf
Dari
lingkungan sosial semacam itu, aku telah belajar banyak sekali.
f.
Tema setiap paragraf
Sosial budaya
ARGUMENTASI
“Keteraturan
alam semesta, langit yang membentang tanpa tiang, pergantian siang dan malam,
lautan luas membentang, gunung gunung yang menjulang, awan yang membawa air
hujan, air yang menumbuhkan tanam-tanaman, proses penciptaan manusia sembilan
bulan di rahim, binatang-binatang yang menjaga ekosistem dan keteraturan-keteraturan
lainnya, itu semua menunjukkan bahwa ada Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha
Sempurna. Dzat yang kekuasaan-Nya tidak ada batasnya. Dzat yang menciptakan itu
semua. Dan Dzat itu adalah Tuhan Penguasa alam semesta. Dan jelas Tuhan itu
hanya boleh satu adanya. Tak mungkin dua, tiga dan seterusnya. Tak mungkin.
Sebab, jika Tuhan itu lebih dari satu
pastilah terjadi kerusakan di alam semesta ini. Sebab masing-masing akan merasa
paling berkuasa. Masing-masing akan memaksakan keinginan-Nya. Mereka akan
berkelahi. Misalnya satu menghendaki matahari terbit dari timur, sementara yang
satu menghendaki matahari terbit dari barat. Terjadilah perseteruan. Dan
rusaklah alam.
Ternyata matahari terbit dari timur dan
tenggelam di barat, dengan sangat teraturnya. Matahari tak pernah terlambat
terbit. Matahari juga tak pernah bermain main, belari-lari ke sana kemari di
langit seperti anak kecil bermain bola atau petak umpet. Ia beredar di jalan
yang ditetapkan Tuhan untuknya. Dan selalu tenggelam di ufuk barat tepat pada
waktunya. Keteraturan ini menunjukkan, Tuhan Yang Menciptakan alam semesta ini
adalah satu. Yaitu ‘Allah Wa Jalla. Tuhan Yang Maha Kuasa”.
a. Kalimat
tanya
·
Apa yang menunjukkan adanya zat yang
Maha Kuasa dan Maha Sempurna?
·
Apa yang akan terjadi jika Tuhan itu
lebih dari satu?
·
Apa yang menunjukkan bahwa Tuhan adalah
pencipta alam semesta?
b. Kalimat
opini
·
Keteraturan alam semesta, langit yang
membentang tanpa tiang, pergantian siang dan malam, lautan luas membentang,
gunung gunung yang menjulang, awan yang membawa air hujan, air yang menumbuhkan
tanam-tanaman, proses penciptaan manusia sembilan bulan di rahim, binatang-binatang
yang menjaga ekosistem dan keteraturar-keteraturan lainnya, itu semua
menunjukkan bahwa ada Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Sempurna.
·
Sebab, jika Tuhan itu lebih dari satu
pastilah terjadi kerusakan di alam semesta ini. Sebab masing-masing akan merasa
paling berkuasa.
·
Ternyata matahari terbit dari timur dan
tenggelam di barat, dengan sangat teraturnya.
·
Keteraturan ini menunjukkan, Tuhan Yang
Menciptakan alam semesta ini adalah satu. Yaitu ‘Allah Wa Jalla. Tuhan
Yang Maha Kuasa.
c. Kalimat
Fakta
-
d. Tema
umum
Ketuhanan
e. Kalimat
utama setiap paragraf
·
Paragraf satu
Keteraturan alam semesta menunjukkan
bahwa ada Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Sempurna
·
Paragraf dua
Jika Tuhan itu lebih dari satu pastilah
terjadi kerusakan di alam semesta ini
·
Paragraf tiga
Keteraturan ini menunjukkan, Tuhan Yang
Menciptakan alam semesta ini adalah satu. Yaitu ‘Allah Wa Jalla. Tuhan
Yang Maha Kuasa.
f.
Tema umum setiap paragraf
·
Paragraf satu
Alam
·
Paragraf dua
Ketuhanan
·
Paragraf tiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar