CINTA adalah perasaan yang sakral, tak habis kata untuk mengartikan
lima huruf yang berjejer indah. Cinta selalu menjadi topik hangat di
seantreo dunia, keberadaannya selalu menjadi teka-teki dan misteri
hati. Kalau saja kita tak pernah dilahirkan ke dunia, mungkin kita tak
kan pernah mengenal arti cinta, tak kan pernah merasa dicintai atau
mencintai, juga tak kan pernah menjadi pencinta yang tulus.
Siang
itu adalah hari sabtu,, pertemuan pertamaku dengannya setelah menjadi
sepasang kekasih.. Aku teramat bahagia untuk itu,, aku berusaha untuk
tampil istimewa di depannya,, memilih baju, sandal, tas, jeans dan
jilbab yang matching untuk ku kenakan pada pertemuan itu.. Aku seolah
menjadi wanita paling bahagia di seantreo dunia,, karena bisa menjadi
wanita terpilih dari sekian banyak wanita yang menyukainya.
Usia kita terpaut 5 tahun,, dia 5 tahun lebih tua dariku.. Ia tampan,
supel, pintar, dewasa, baik, bijaksana dan romantis.. Itulah yang
membuatku merasa menjadi gadis paling beruntung.
* * *
Ting-ting-ting (tanda pesan masuk),, ponselku berdering pertanda ada
pesan masuk,, ternyata itu adalah pesan singkat dari sii beybbii,,, ku
buka pesan singkat itu dengan senyum yang tak pernah henti menghiasi
bibir mungilku.
“Ayy,, nanti aku ke rumah kamu jam 3 ya,, kamu jangan pergi kemana-mana,,nanti kita langsung jalan,, kamu yang pilih
tempatnya,, terserah kamu dehh mau ke mana.. miss U beeyy...” ^^
Setelah selesai membacanya,, tanpa pikir panjang aku langsung menekan tombol replay di ponselku.
“Okkeii,, nanti aku tunggu di rumah ya..miss u beyyy,,” ^^
Haaaa,,, saat itu dunia serasa berhenti berputar,, seolah hanya ada aku
dan kamu yang menghuni bumi ini.. Tak ada makhluk lain,, hanya KITA..
^^ aku jadi tak sabar menunggu jarum jam menuju ke arah pukul tiga..
Memang saat itulah yang menjadi penantianku,, karena rindu yang dia
rasakan sama manisnya dengan rindu yang menggantung dalam sukmaku..
Kehadirannya memang mampu buatku lupa akan cerita indah masa laluku
bersama sang mantan yang belakangan ini telah menjadi mantan yang
paling berkarat di hatiku.. Sedikit demi sedikit aku mulai berhasil
meninggalkan bayangnya dalam masa laluku,, dan semua itu karena DIA,,
sii pria yang kini menjadi Super Heroku.. Dulu aku memang merasa
teramat sulit untuk tak memikirkan mantanku itu,, tapi syukurlah hal
itu kini tak terjadi lagi.. Aku berusaha relakan dia pupus bersama sang
waktu,, karena ku pikir telah ada sang Super Hero yang kini berperan
mewarnai hari-hariku kembali..
* * *
Ketika jarum jam menunjukan pukul 02.45sore WIB,, aku sudah menunggu dengan duduk manis di depan rumahku, dan dia pu datang tepat jam tiga, lalu dia pun berpamitan kepada ibuku karena hal itu memang aku beri tahukan kepadanya.
Aku mulai dag dig dug saat bertemu dengannya,, aku langsung
memposisikan diriku untuk duduk di motornya. Deg-deg-deh-deg,,, jantungku
terasa lebih kencang berdetak,, seperti ada sensasi halilintar di DUFAN
imajiku... Aku mencoba menormalkan kembali detak jantungku dengan cara
menarik nafas panjang sambil memegang dadaku dan mengebuskannya
pelan-pelan,, berharap semoga hal ini dapat membantu jantungku untuk
berdetak dengan normal kembali.. Setelah dirasa cukup baikan,, akupun
berkata "terserah kamu aja mau ke mana"
Saat di motor diam-diam ku amati wajahnya melalui kaca spion.."benar-benar aku menyayanginya..." gumamku dalam hati.
“Koq diem sih ayy??"
“Ha, enggak aku nikamtin perjalanan aja koq”
Tak lama kemudian kami sampai di Alun-alun kota Serang,, tempat
yang asyik untuk santai bersama sang pujaan hati.. Setidaknya kami bisa
bersenda gurau, saling melempar senyum, saling memuji, saling melirik
dengan malu, dan di tengah candaan itu sesekali ia mencubit pipiku..
Tanpa harus ku bilang bahagiapun sepertinya ia tahu bahwa aku sangat
bahagia bersamaanya,, semua itu mungkin dapat terlihat dari senyum yang
tak pernah henti menghiasi bibir mungilku dan dari bola mataku yang tak
pernah jera dari binar.
“Oohh Tuhan,, jangan biarkan waktu ini berlalu begitu cepat,, saat ini
aku hanya sedang ingin menikmati kebersamaanku dengannya,, ucapku dalam
hati”
Ketika aku sedang setengah terdiam,, dia memintaku memejamkan mata,,
dimulai setelah ia selesai menghitung hingga angka tiga.. Saat itu aku
mulai merasa penasaran, sebenarnya akan ada hal indah apa yang
dilakukannya untukku.. Secara diam-diam ternyata dia mencoba untuk
membuatku semakin cinta dengan kejutannya.. dari arah yang berlainan
bisa didapati bahwa ada tiga pria yang membawa 3 benda yang berbeda,,
tiga pria itu adalah kurir dari toko boneka, toko coklat dan toko bunga
yang dari beberapa hari lalu telah dipesannya.
“Hmmpp,,, satu dua tiga... ayyoooo buka matamu ayy,,
Surpriseeeeeeeeeeeeee,, ucapnya sambil melebarkan tangannya bergaya ala
pangeran di negri dongeng”
Dan ketika aku mulai membuka mata,, telah kudapati tiga benda lambang
cinta berada persis di depanku.. Lima batang coklat Catt Burry,, satu
boneka Mickey Mouse berukuran jumbo,, dan dua belas tangkai Bunga Mawar
yang disatukan dalam buket yang indah... Aku bisa langsung mengerti
bahwa jumlah angka dari setiap bendanya mewakili makna dari moment tak
terlupakan 10 hari yang lalu. Lima batang coklat Catt Burry menandakan
tanggal jadian kami, sedangkan satu boneka Mickey Mouse menandakan
bulan jadian kami,, dan dua belas tangkai Bunga Mawar menandakan tahun
jadian kami.. 5 Januari 2012,, itulah moment indahku 10 hari yang lalu
bersamanya,, dan itu tak kan pernah terlupakan.
“iiiihhhh so sweet dehh,, aku suka ini,, makasih ya beeyy,, dapat ku
pastikan bahwa moment ini juga tak kan kulupakan,, ucapku dengan mata
berbinar bahagia”.
“Sama-sama sayang,, aku juga senang melakukan ini untukmu,, ini sebagai
bukti betapa aku mencintaimu,, kamu adalah satu-satunya wanita yang
kuharapkan untuk mendampingiku sampai nanti Tuhan akan memanggilku,,
aku sayang kamu,, ucapnya sambil memegang tanganku dengan
jari-jemarinya yang lembut”.
“Kamu bisa lihatkan betapa bahagianya aku saat ini,, itu tanda bahwa
aku bersyukur memiliki pria sepertimu,, aku juga sayang kamu beeyy,,
seruku sambil balik memegang tanganya dengan erat”..
* * *
Sore itu adalah sore bahagiaku,, hari terbahagia kedua setelah 10 hari
yang lalu, hari dimana dia memintaku menjadi kekasihnya.. Bedanya,,
sabtu sore ini waktu seolah berjalan dengan sangat cepat.. Beberapa jam
yang terlewat hanya terasa seperti beberapa menit.. Aku bahkan tak
tahu,, kenapa jika kita sedang menikmati kebersamaan dengan orang yang
terkasih, waktu serasa tak berpihak.. Ia berjalan dengan sangat cepat,,
padahal kebersamaan itu masih dirasa kurang cukup lama,, rindu yang
terasa saja belum benar-benar terobati.. Sabtu sore ini mungkin
pertemuan kami cukuplah hanya hingga pukul 16.00 WIB,, bunda tidak
mengizinkanku pulang larut malam,, jadi aku lebih memilih untuk pulang
sebelum waktu magrib tiba.
Tepat pada pukul 16.00 WIB ia mengantarkanku pulang.. Ketika
mengendarai sepeda motor,, Ia benar-benar memperhatikan keselamatanku..
Ia mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan yang normal,, padahal
berpacu dengan kecepatan tinggi adalah hal yang biasa dilakukannya,,
tapi kini hal itu tak dilakukannya.. Ia mencoba melindungiku dengan
caranya.. Aku termasuk anak yang polos,, untuk hal melingkarkan lengan
ke pinggangnya pun aku masih merasa malu. Tapi sepertinya ia merasa
risih,, ia takut akan terjadi apa-apa denganku,, memang tak ada yang
kujadika pegangan saat itu.. kemudian dengan sangat tiba-tiba,, ia
menarik kedua tanganku, mencoba menggapainya dan memposisikan lenganku
melingkar di pinggangnya.. Posisi tubuhku menjadi sangat dekat dengan
punggungnya.. Mungkin detak jantungku yang kini ritmenya mulai
bertambahpun bisa dirasakan olehnya.. saat itu pula ia menoleh ke
arahku dan mengatakan kalimat pendek yang bermakna dalam,, “Aku Sayang
Kamu”.. Tapi aku tak menjawabnya,, suara bising kendaraan kujadikan
alasan untuk berpura-pura tak mendengar ucapannya.. karena aku takut ia
dapat membaca kegugupanku..
Sesampainya di rumahku,, ia langsung pamit untuk pulang.. Tak
menyempatkan sedikit waktu pun untuk sekedar mengistirahatkan diri..
Sekitar pukul 17.30 WIB,, ia mengirimiku sebuah pesan singkat yang
menyatakan bahwa dirinya telah sampai di rumah tanpa kurang suatu
apapun.. Inilah pesan singkatnya yang ia kirim saat senja tiba..
“Ayy,, aku udah nyampe rumah nii,, makasih yaa atas sabtu terindahnya”..
* * *
Sejak saat itu,, haripun seolah berlalu dengan sangat lambat,, tak
kudapati sedikitpun kabar darinya.. tapi aku masih bisa untuk berpikir
positif bahwa ia memang sedang disibukan dengan tugas akhirnya
(skripsi),, disamping itu aku tahu bahwa dia memang sering menjadi
pembicara di berbagai acara seminar.. Aku mencoba untuk tak
melemaprinya dengan pikiran-pikiran negatif,, karena bagaimanapun juga
aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa apaun aktifitasnya, selagi
itu membuatnya nyaman,, aku akan selalu mendukungnya.. Tapi entahlah,,
beberapa hari belakangan ini aku merasa ia menjadi amat berbeda,,
bahkan komunikasi itu nyatanya telah benar-benar putus,, nomor
ponselnya tak pernah aktif.. Aku teramat kesulitan untuk mengetahui
kabarnya,, bahkan sejak saat itu,, akun facebooknya sama sekali tak
terlihah ada aktifitas. Aku mulai merasa bahwa ia memang sengaja
menghindariku.. Jika memang ia,, sebenarnya apa yang menjadi alasannya
untuk melakukan itu,, padahal sebelumnya ia masih bersikap sangat manis
kepadaku,, bahkan ia berani membuat kejutan yang ia susun selama satu
minggu lamanya.
Jutaan detik,, ribuan menit,, ratusan jam dan puluhan hari telah
berlalu.. tak terasa ini adalah hari kesebelas ia menghilang dariku
tanpa kabar.. Tapi aku tak pernah henti untuk mencoba menghubunginya
via sms dan telfon.. Namun sepertinya itu teramat sia-sia,, lagi-lagi
yang kudapati hanya suara operator yang menyatakan bahwa nomornya
sedang tidak aktif dan berada diluar jangkauan.. Aku mulai tak mengerti
dengan semua yang terjadi saat ini,, apakah memang dia sengaja
mengganti nomor ponselnya dengan nomor yang baru?? lantas apa artinya
kejutan yang ia buat beberapa hari yang lalu,, jika pada akhirnya ia
melukaiku dengan cara seperti ini.
Aku mulai dilanda ketakutan yang tak berujung,, aku takut moment
menyakitkan tiga setengah tahun silam, semasa aku duduk di bangku SMA
terulang kembali dalam fase hidupku.. saat dimana aku diperlakukan
dengan cara yang serupa dengan ini,, aku ditinggal pergi oleh pria yang
ku sayangi dengan cara yang menurutku teramat bodoh. Cara yang
menunjukan sisi ketidakjantanananya,, padahal,, bukankah ada banyak
cara yang jauh lebih baik dari ini.
Saat itu aku mulai tak kuasa untuk menahan air mata,, perlahan mataku
menjadi sayu dan tak lagi berbinar.. Aku harus menelan semua ini
sendiri dan menerima kenyataan pahit kembali.
Kenapa harus kau ciptakan senyum termanis,, jika pada akhirnya kau
buatku menangis.. Kenapa kau buat mataku berbinar bahagia,, jika pada
akhirnya kau buat mataku nanar karna air mata.... Aku tak pernah
menginginkan hal ini terjadi,, Peristiwa tiga setengah tahun silam yang
paling aku benci ternyata harus kembali terulang dengan orang yang
berbeda.
Tak seorangpun tahu kalau saat ini aku sedang terluka,, aku memang
memilih untuk tidak menceritakannya pada siapapun, termasuk keluarga
dan sahabat-sahabatku.. Aku memilih untuk tetap terlihat tegar di depan
mereka,, tawa dan senyum indahku adalah hal yang biasa aku tunjukan
untuk menutupi lukaku.. Aku tak ingin ketika air mata ini jatuh mereka
menjadi teramat mengkhawatirkanku. Biarlah kusimpan semuanya sendiri,,
biarlah aku mencoba mengibur diriku sendiri,, biarlah aku menguatkan
diriku sendiri dan biarlah aku memulihkan hatiku kembali dengan caraku
sendiri.. Aku tak ingin melibatkan siapapun untuk dukaku ini.
Luka,, !!!! yaaa aku memang merasa terluka dengan semua ini.
Kenapa harus ada ucapan sayang bila akhirnya kamu menyia-nyiakan aku...
Bahkan hingga detik ini aku masih bertanya-tanya,, apa salahku???
Kenapa dengan tiba-tiba kamu menghilang dan pergi tanpa kabar,,,
sungguh aku tak mengerti dengan ini. Jika setiap yang terjadi harus ku
artikan,,, maka untuk yang ini,, aku belum bisa mengartikannya.
Mungkin jika masa itu tak pernah ada,, barangkali aku tak perlu repot untuk mencari jawaban dari pertanyaanku.
Jika dulu aku tahu bahwa semuanya akan menjadi seperti ini,, aku akan
lebih memilih di tanggal 5 Januari kemaren tidak pernah ada momen
spesial,, tidak pernah ada ucapan sayang dan tidak pernah ada
permintaan untuk menjadikanku kekasihmu.
Kenapa semua ini terjadi secara tiba-tiba,, sabtu siang di pertemuan
pertama setelah menjadi kekasih, kita masih baik-baik saja,, kamu masih
memperhatikanku,, masih tersenyum bersama,, masih bersenda gurau
bersama,, masih minum bersama,, masih duduk bersebelahan,, masih
mencoba membuat cintaku semakin besar dengan kejutan itu,, bahkan kamu
masih sempat memegang tangganku dan mengantarkanku pulang.. setelah itu
kamu pun masih sempat mengirimiku pesan singkat untuk bilang bahwa kamu
telah sampai di rumah.
Yang aku sedihkan,, ternyata itu adalah pesan singkat terakhirmu
untukku.. kau MENGHILANG dan tak izinkan aku untuk tahu alasannya...
Tahukah kamu,,, tak pernah terlewat seharipun untuk aku mencoba
menghubungi nomor ponselmu,, tapi ternyata semuanya sia-sia,,, tak
kudapati sedikit kabar darimu.
APA SALAHKU??????
Jika kamu memang tak sayang lagi,,, aku malah lebih ingin kamu langsung
katakan itu ke aku,, bukan dengan cara konyol seperti ini... kamu cukup
dewasa,, bijaksana dan lembut,, itu yang aku suka darimu.. tapi kenapa
untuk yang ini kamu tidak bisa melakukannya dengan caramu yang
bijaksana.
Jujur,, sampai detik ini aku masih sayang,, aku masih berharap bahwa
ada masanya nanti kamu akan menghubungiku kembali dan memberi kabar,,,
aku bahkan berharap bahwa kamu menghilang ini bukan untuk sengaja
melukaiku,, tapi karena kamu sedang berusaha untuk membuatku tersenyum
dengan kejutan yang kamu buat seperti 11 hari yang lalu.
Jika bagimu merindukanku adalah hal yang
berat, harusnya kamu belajar dari caraku merindukanmu.. Kau adalah
mentari yang hangatkan pagiku, dan bulan yang terangi malamku.
Tak bosan aku menyebutmu dalam do’aku,, mencoba mengetuk hati sang pencipta surya agar berbaik hati mengirimkanmu lagi untukku.
Tak perlu kamu tahu berapa banyak air mata yang membasahi bantal saat
khayalku terbawa dalam kenangan tentangmu,, dan aku pun tak ingin kamu
ikut sedih ketika tahu betapa dinginnya hari-hariku tanpa senyummu.
Entahlah,,,,, sepertinya memang hati dan pikiranku harus bekerja keras
untuk melupakanmu dan membuang jauh bayangmu hingga langit ke tujuh.
Aku memang menyadari bahwa kehidupan ini terkadang mengharuskan kita
menerima apa yang tidak kita harapkan dan tidak mendapatkan apa yang
kita harapkan.. Maka aku akan tetap berusaha untuk meyakinkan diriku
sendiri bahwa aku harus tetap ikhlas untuk menerima apa adanya.
Terimakasih,, karena kamu sempat berperan mewarnai hari-hariku meskipun
dengan waktu yang teramat singkat... Ku coba untuk tegaskan pada diriku
sendiri bahwa
“ketika kita berencana maka biarkanlah Tuhan yang menjadi penghapusnya dan menggantikannya dengan yang lebih baik”.